Saya bukan fans club bola manapun. Jangankan ikut tour stadion begini, nonton pertandingan sepak bola di TV saja saya jarang. Tetapi demi suami, saya rela menemaninya keliling Anfield. Ya.. Di keluarga kecil kami, sangat menghargai impian satu sama lainnya, memahami selera masing-masing dan berusaha mewujudkannya bersama. Karena itu, meskipun saya tidak tertarik dengan dunia sepak bola, saya ikhlas menghabiskan uang dan waktu berjam-jam di Anfield sebagai bentuk support saya terhadap kegemaran Kak Idu.
Anfield bisa dibilang rumah bagi tim sepakbola Liverpool. Dan bagi penggemarnya, Anfield adalah tempat yang wajib dikunjungi. Sudah sejak lama Kak Idu memimpikan ke tempat ini. Jauh sebelum kami saling mengenal.
Setelah melewati serangkaian pemeriksaan dan menjalani rawat inap di RS Royal Liverpool, alhamdulillah Kak Idu sudah diperbolehkan pulang. Tak tanggung-tanggung, dia langsung mengajak kami ke Anfield. Salah satu tujuan kami ke Inggris ya memang ke sini selain ke Big Ben di London. Ini adalah impian terbesar kami berdua yang sejak dulu jatuh cinta dengan London dan Kak Idu bercita-cita menyambangi kandang The Reds. Untuk memudahkan perjalanan, kami naik uber saja dari apartemen.
Berapa biaya dan harga tiket tour?
Sejak kami turun dari mobil, senyum Kak Idu tidak memudar sedikitpun. Sisa-sisa pucat di wajahnya karena penyakit malaria yang dideritanya beberapa hari kemarin sirna seketika. Berlari, ia menuju sebuah patung di depan stadion. Belakangan, saya tahu nama patung itu adalah Bill Shankly setelah membaca deretan huruf di bawahnya.
Sebelum masuk ke dalam, Kak Idu memutari Anfield dari depan ke belakang. Saya dan anak-anak ikut bahagia melihat Kak Idu begitu antusias. Ia seperti baru saja disuntikkan mood booster dosis tinggi sampai-sampai kebahagiaannya menulari kami.

Kami datang cukup pagi sehingga stadion masih sepi pengunjung membuat Kak Idu leluasa berswafoto aneka gaya.Setelah loket tiket buka, Kak Idu pun membeli tiket tur stadion. Saya pikir tugas saya sudah selesai sampai di depan tulisan The Kop saja. Ternyata Kak Idu membeli tiket tour untuk kami sekeluarga. Harga tiketnya £20 per orang dewasa dan anak-anak di bawah usia lima tahun gratis. Harga ini mencakup tour stadion dan museum. Jika ingin harga lebih murah, sebenarnya bisa membelinya via online di website resmi Liverpool F.C jauh-jauh hari. Biaya yang ditawarkan mulai £11 untuk student dan £16 untuk dewasa.

Apa yang bisa dilihat selama ikut tour?
Setelah mengantongi tiket, selanjutnya kita akan diberi gelang kertas sebagai penanda dan juga audio guide yang surprisingly ada pilihan bahasa Indonesianya. Tour akan dimulai setelah beberapa pengunjung bisa dijadikan satu rombongan (sekitar 10-15 orang) yang akan dipandu oleh guide berbeda di setiap lantai. Pada dasarnya semua informasi tersebut sudah ada di dalam audio guide yang kita terima di loket tadi.

Stadium tour ini akan berlangsung selama 75 menit menjelajahi 8 lantai melihat sejarah dan fasilitas Liverpool F.C seperti dressing room pemain, restoran tempat pemain makan, ruang interview manajer dan awak media serta lapangan pertandingan.


Setelah tour, kita bisa mengunjungi LFC Store di bangunan yang lain untuk membeli official mercandise. Beberapa item yang tersedia diantaranya jersey resmi klub, jersey retro, jaket, sweater, syal, bola, mug, gantungan kunci, magnet kulkas, miniatur pemain dan souvenir lainnya. Kak Idu sendiri membeli sweater dan miniatur salah seorang pemain. Harganya mahal juga ternyata. Sweaternya saja hampir 2 juta padahal tipis. Dan miniatur pemainnya 500 ribuan padahal keciiilll. Kalau saya sih gak banget ya barang-barang itu. Tapi pasti lain halnya bagi seorang fans sejati seperti Kak Idu.

berapa hari di rumah sakit jadinya?
LikeLike
2 hari bude. Tiba di Indonesia yg mesti rawat inap lagi di RS. Saat itu pas lagi dinas di Jakarta lagi
LikeLike