Bincang Finansial Bareng Jouska di Event JTalks Makassar : Bahas Apa Saja?

Salah satu alasan saya mengapa masih stay di Makassar adalah karena ingin mengikuti event JTalks yang diselenggarakan oleh Jouska. Hari gini siapa sih yang gak kenal Jouska? Saya rasa siapapun yang interest dengan finansial pasti tidak asing dengan independent financial adviser besutan mas Aakar, mbak Indah dan mbak Farah ini.

Perkenalan saya dengan Jouska diawali dari instagram. Saat itu saya sering senyum-senyum sendiri karena kasus-kasus yang dibahasnya kok sebagian besar pernah saya alami. Terutama tentang middle income trap. Meskipun sedang senyum tapi sebenarnya hati saya kecut juga sebab semua penjelasannya memang benar adanya. Lama-lama hampir setiap hari kepoin akun @jouska_id. Saya baca semua highlight story-nya dan sedikit banyak saya teredukasi dengan berbagai produk keuangan termasuk plus dan minusnya sebab Jouska juga membahas tentang investasi. Saya juga baru tahu lho kalau emas itu ternyata bukan investasi! Saya juga baru tahu kalo asuransi (terutama unitlink) dan reksadana itu kurang ok. Saya juga tercengang dengan istilah marry with your bank yang sering disebut-sebut Minjou.

Long short story, suami saya ikut event Forward yang juga diadakan Jouska di Jakarta. Event tersebut mendatangkan pembicara internasional, Gary Vaynerchuk atau yang lebih dikenal dengan Gary Vee. Sebenarnya saat itu saya juga ingin ikut, tapi apa daya uang kami belum cukup sebab bukan hanya tiket Forward yang mesti dibeli seharga 2.7 juta/orang tapi kami juga butuh biaya akomodasi dan transportasi dari Timika ke Jakarta yang jumlahnya terbilang besar sebab kami berangkat satu paket dengan dua balita yang semuanya sudah full charge tiket pesawatnya. Tau sendiri harga tiket pesawat sekarang gimana, apalagi dari timur Indonesia macam Papua. Kalau mau dipaksakan bisa sih, tapi setelah dirundingkan kami memutuskan jika kasus ini belum masuk kategori emergency. Karena itu fix, hanya suami saja yang akan berangkat menuntut ilmu.

Sepulang dari Forward, saya dan suami membuat financial goals yang lebih berani. Kami menantang diri untuk mengubah metode financial planning yang selama ini kami gunakan. Meski dengan bekal ilmu seadanya kami jalankan saja. Istilahnya learning by doing. Kalau berhasil alhamdulillah. Kalau gagal ya bakal jadi pelajaran berharga. At least it is better than doing nothing bukan? Sayang jika sudah bayar mahal-mahal tapi ilmunya dibiarkan menguap begitu saja.

Dan kenyataannya? Kami gagal! Suami terlalu sibuk dengan urusan kantor sehingga saya ‘jalan sendiri’. Ujung-ujungnya saya stuck. Kami butuh ilmunya lebih banyak lagi. Butuh perencanaan yang lebih matang agar lebih terarah dan terukur. Gak bisa tergesa-gesa begini. Gak bisa jalan sendiri.

Tidak seberapa lama kami mendapat pencerahan dari buku Jouska yang dikirim Minjou. Buku tersebut sangat ekslusif dengan konten yang berbobot. Terdiri dari tiga part : ceo perspectives, the story of Jouska, Jouska approach & Jouska Chronicles. Khusus di bagian Jouska Approach ini kami belajar banyak. Mulai dari fundamental perencanaan keuangan yang merupakan hal paling basic hingga pembahasan tentang aset, utang dan investasi. Di buku ini juga saya tercerahkan istilah marry with your bank yang menganjurkan kita untuk setia hanya kepada satu bank. Ini sangat kontras dengan apa yang selama ini saya lakukan dimana saya memiliki lima nomor rekening di bank berbeda. Padahal semua saldonya kecil-kecil. Huhuhu.

And finally, saya akhirnya mengikuti JTalks Makassar kemarin pagi di Hotel The Rinra. Saking semangatnya, saya adalah peserta pertama yang hadir. Bahkan sebelum kru Jouska itu sendiri datang. Harga tiket JTalks hanya bisa dibeli melalui traveloka seharga Rp 500.000. Alhamdulillah saya bisa gratis karena menggunakan voucher redemption acara Forward yang diikuti suami beberapa bulan yang lalu.

JTalks dibagi dalam tiga sesi. 2 jam course dan 1 jam tanya jawab, diselingi makan siang. Sesi pertama dibawakan oleh mbak Farah, salah satu founder Jouska. Mbak Farah membahas hal paling dasar dari perencanaan keuangan. Pembawaannya santai, asyik tanpa mengurangi inti materi. Semuanya ‘ditelanjangi’ tanpa sekat. Semua peserta bahkan sampai terbahak-bahak. Bisa jadi karena menertawai diri mereka sendiri sebab yang disampaikan mbak Farah adalah fakta yang dialami kebanyakan orang (termasuk saya) yang sayangnya sering tidak disadari.

Yang saya tangkap dari pemaparan mbak Farah kurang lebih seperti di bawah ini :

Pertama, identifikasi dulu kesehatan keuangan kita dengan metode The Basic Triangle (selanjutnya disingkat TBT). TBT terdiri dari : current Financial Statement, Risk Profiles dan Goals.

Dengan metode ini kita akan mengetahui posisi keuangan kita saat ini : apakah minus (lebih banyak utang), nol (saldo gak ada), atau sudah punya aset. Dibagian aset rupanya banyak yang kejebak. Merasa punya aset tapi ternyata bukan aset. Malah dianggap sebagai hutang.

Kalau sudah tau kondisi keuangan kita saat ini, selanjutnya harus mengetahui Risk Profile kita. Risk Profile yang diterapkan di Jouska bukan sekadar infomasi berdasarkan formulir KYC (Know Your Client) seperti di institusi keuangan pada umumnya, tetapi berupa penggalian yang lebih dalam mencakup tujuh kategori seperti status pernikahan, penghasilan, pola pikir keuangan, pengalaman berinvestasi, jumlah tanggungan, jenis pekerjaan dan usia.

Selanjutnya setelah mengetahui posisi keuangan, risk profile, barulah kita menetapkan goals. Mustahil membuat goals tanpa mengetahui kondisi keuangan kita terlebih dahulu. Itu sama saja dengan berhalusinasi.

Kedua, membahas tentang Aset. Aset terbagi menjadi tiga yaitu aset lancar, aset investasi dan aset guna. Ketiganya sangat berbeda. Kita harus punya kemampuan untuk mengklasifikasikannya agar tidak keliru.

Yang termasuk ke dalam aset lancar seperti tabungan, deposito, mata uang asing, reksadana pasar uang, logam mulia. Secara teori, total aset lancar yang ideal berkisar antara 15% hingga 20% dari totak keseluruhan aset. Apabila kurang, maka kondisi keuangan menjadi tidak aman jika butuh dana mendesak. Apabila berlebihan, maka aset tidak akan berkembang secara optimal.

Aset investasi bisa berupa surat berharga yang aktif diperdagangkan di BEI dan memiliki peringkat nilai investasi seperti saham dan obligasi. Total aset investasi yang ideal adalah lebih dari 50% dari total keseluruhan aset. Jika sudah mencapai posisi ini, maka kebebasan finansial adalah hal yang mutlak. Kalaupun belum tiba di posisi ini, setidaknya bertekad untuk segera memulai. Jangan sedih jika kondisinya saat ini bahkan ada yang masih minus, tahun selanjutnya diupayakan agar minusnya berkurang. Tahun berikutnya diupayakan jadi nol hingga tahun berikutnya sudah bisa memulai berinvestasi. Semua butuh proses dan harus sabar lantaran prosesnya memang tidak sebentar.

Aset guna adalah aset yang digunakan untuk keperluan pribadi dan tidak dugunakan sebagai sumber pendapatan saat ini maupun di masa depan, jika tidak harus atau terpaksa. Contohnya rumah yang ditinggali dan kendaraan yang dipakai beraktivitas. Total aset guna idealnya hanya sejumlah kebutuhan primer saja. Sebab semakin banyak aset guna, semakin besar pula pajak dan pengeluaran yang diperlukan. Di Jouska, ini disebut sebagai butterfly effect.

Ketiga, membahas tentang liabilitas alias utang. Utang dibagi menjadi dua kategori yaitu utang jangka pendek (0-1tahun) seperti utang kartu kredit dan semua cicilan yang kurang dari satu tahun. Dan utang jangka panjang (> 1 tahun) seperti KPR, KPA, KTA, Kredit Multi Guna, dll.

Sedangkn menurut fungsinya, utang dibagi lagi menjadi dua yaitu utang konsumtif dan utang produktif. Biasanya nih orang lebih banyak terjebak di utang konsumtif.

Di sesi akhir, mbak Farah juga membahas tentang bank. Ini yang menarik, sebab di Jouska kita dianjurkan untuk memiliki rekening HANYA DI SATU BANK. Istilahnya marry with your bank.

Menurut mbak Farah, memilih bank itu sama seperti memilih jodoh. Yes, treat your bank as your soulmate. Sebab jika kita setia di satu bank kita berpeluang mendapat banyak keuntungan kedepannya. Terlebih, memudahkan kita untuk mengecek kondisi keuangan kita. Semua transaksi tercatat lebih rapih, termasuk berapa uang yang masuk, berapa yang keluar, kapan uangnya masuk dan kapan keluarnya. Lebih mudah mengaudit keuangan sendiri, menilai seberapa boros atau seberapa cerdas kita dalam melakukan pengeluaran. Kebayang kan jika punya 5 akun di 5 bank berbeda pula, butuh effort yang lebih untuk mengeceknya satu persatu. Terlebih semuanya memakan biaya administrasi.

Dalam lingkup yang lebih luas, beberapa keuantungan yang bisa didapatkan jika kita setia di satu bank antara lain berkesempatan mendapatkan privilege dengan menjadi nasabah prioritas, lebih mudah nego buat biaya KPR, mudah nego ngurangin suku bunga bahkan mudah nego buat bebas biaya tahunan kartu kredit. Dan yang paling penting, jika dikemudian hari terkendala membayar hutang, mudah dinegosiasi diberi tambahan waku sebab bank sudah melihat loyalitas kita kepadanya. Di bagian ini mbak Farah bahkan menyampaikan satu kasus kliennya yang mulai dari kakek hingga ke cucu-cucunya semua menabung di bank yang sama.

Selama satu jam lebih mbak Farah memaparkan, banyak sekali pelajaran yang saya terima. Sesi selanjutnya dibawakan oleh mas Hari dan mbak Diah yang membahas tentang saham. Jujur saja, dibagian ini saya tidak terlalu banyak mengerti sebab sepertinya dikhususkan untuk para trader. Di sesi ini juga dipromosikan kelas stockgasm yang akan diadakan keesokan harinya di tempat yang sama. Biayanya 4 juta rupiah per orang.

Q n A Session

Selanjutnya, break untuk lunch dan sholat. Pukul satu siang acara kembali di mulai dengan sesi tanya jawab. Untuk yang malu-malu bertanya, tim jouska menyediakan ruang bertanya online di sli.do.com yang akan dijawab oleh semua nara sumber.

Diakhir acara, tim Jouska meminta saya memberikan testimoni untuk dimasukkan ke dalam video dokumentasi kegiatan mereka. Mungkin karena saya adalah peserta pertama yang hadir sekaligus terjauh karena terdaftar sebagai peserta dari Timika (Soalnya pakai voucher suami yang dulu ikut Forward yang saat itu daftar dari Timika).

With mbak Farah, salah satu founder Jouska

Inilah yang bisa saya bagikan dari kegiatan JTalks Makassar yang saya ikuti kemarin. Semoga bermanfaat ya.

Leave a comment