Piknik di Pantai Dengan View Singapura

Kami sedikit kesiangan. Rencana piknik ke pantai pun molor. Syukurnya pantainya dekat. Bisa dibilang di belakang rumah. Hanya saja karena jalannya memutar, jadi mesti lewati pelabuhan Sekupang dan KTM resort terlebih dahulu.

Di dapur saya menyiapkan ransum. Dari makanan pencuci mulut hingga makanan utama. Sementara saya berjibaku dengan kompor dan wajan, pak suami dan anak-anak beberes rumah. Supaya kalau pulang nanti, rumah dalam keadaan rapih. Mereka juga ikut menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke pantai. Tikar, mainan, baju ganti, buku semuanya diangkut ke mobil. Sayang, kami belum punya perlengkapan BBQ jadi acara bakar-bakarannya di skip dulu. InsyaAllah nanti di kesempatan lainnya.

Saat mengunci pagar, saya bergidik juga dengan matahari yang begitu menggigit. Tapi itu sama sekali tidak menyurutkan niat kami. Dengan hati riang gembira, kamipun berangkat.

Ketika tiba di sana, kami dimintai biaya masuk Rp 10.000/orang termasuk anak-anak. Yui dikasih gratis sih. Biaya ini sudah termasuk dengan parkir. Sebenarnya pungutan biaya tersebut tidak resmi. Hanya inisiatif warga sekitar saja. Karena itu tidak ada lembaran tiket. Meskipun ilegal, tapi kami men-support. Sebab dengan begitu, bisa ikut meningkatkan perekonomian warga di sana. Asal jangan dimonopoli orang tertentu ya.

Matahari semakin tinggi. Penunjuk suhu di mobil menunjukkan angka 33°. Saya mengecek weather di HP, menunjukkan angka yang sama dengan real feel 45°. Ckckck.. Sunblok ku cukup setrong gak ya. Bisa makin eksotik nih kulit. Hehehe. Tapi pantang mundur hanya karena matahari. Apalagi anak-anak begitu excited mau main egrang dan pasir. Ochy malah mau berenang katanya.

Suasana Pantai Tanjung Pinggir

Semakin menjauh dari tempat parkir, suhu terasa sedikit adem. Alhamdulillah di pantai Tanjung Pinggir ternyata banyak pohon. Parkirannya saja yang gersang. Kamipun menggelar tikar di bawah naungan pohon kelapa dan anak-anak langsung berlarian ke bibir pantai. Gedung-gedung Singapore terlihat jelas dari sini. Marina bay sands dan kawan-kawannya. Saat mengedarkan pandangan ke arah kiri, kita akan disuguhkan view KTM resort. Pemandangan karang timbul juga menjadi daya tarik Pantai Tanjung Pinggir khususnya saat air laut surut.

Berhubung ini weekend, banyak pengunjung yang datang. Lokal dan turis asing. Tapi seramai-ramainya, menurut saya masih terbilang quite. Banyak tanah lapang dengan rumput hijau bak permadani. Anak-anak bebas kejar-kejaran, bahkan sangat memungkinkan bermain bola ataupun layangan. Yang mau camping juga cocok banget lho!

Banyak pohonnya. Adeeemm

Ochy dan Yui lebih tertarik bermain pasir dan air. Mereka sangat menikmatinya. Bahkan saat disusul pak suami buat ngajakin makan dulu, mereka enggan. Akhirnya pak suamipun ikutan main bersama mereka.Mumpung saya sendiri, sayapun bisa me time. Selonjoran membaca buku favorit sambil cemal cemil buah kiwi. Kalau masih lapar tinggal buka bekal dan makan.

Fasilitas Pantai Tanjung Pinggir

Fasilitas umum di Pantai Tanjung Pinggir cukup lengkap. Ada parkiran yang luas, musholla, kamar mandi dan kedai. Penjual keliling juga banyak. Harga makanan di sini standar, gak mahal tapi gak murah juga. Untuk biaya kamar mandi dihitung berdasarkan jumlah ember yang dipakai. Satu ember setara dengan Rp 3.000. Sedangkan untuk wudhu disediakan gratis. Bangunan kamar mandinya sangat sederhana tapi bersih, begitupun dengan mushollanya.

Waktunya Pulang

Kami menghabiskan waktu di pantai sekitar 2.5 jam. Setelah anak-anak puas bermain, merekapun mandi dan ganti baju ditamani pak suami. Tugas saya menyiapkan makanan, agar ketika mereka kembali bisa langsung makan. Makan di alam terbuka begini rasanya nikmat sekali. Selera makan meningkat berkali lipat.

Setelah makan, anak-anak kembali bermain. Kali ini bermain egrang yang dibuat Ochy sendiri saat playdate yang lalu. Hmm.. Energi anak-anak itu memang gak ada habis-habisnya ya. Seperti gak ada capeknya. Termasuk gak ada capeknya bertanya terus. Kenapa begini kenapa begitu. Misalnya dia tanya, kenapa phon kelapa lebih banyak di pantai daripada bukit? Di jawab bakal muncul lagi pertanyaan baru dengan tanya kenapa lagi. Hahaha

Main egrang buatan sendiri
Leyeh-leyeh

Alhamdulillah, semuanya senang. Kami pun pulang dengan hati riang gembira. Di perjalanan pulang, kami bertemu kawanan monyet di jalan raya. Suasananya mirip-mirip di Monkey Forest Ubud, Bali. Ochy dan Yui sampai gak mau pulang karena senang melihat monyet-monyet itu makan pisang yang diberi oleh seorang pengemudi. Ini jadi catatan kami, besok-besok kalau main ke Pantai Tanjung Pinggir lagi jangan lupa membawa pisang.

Difoto dari dalam mobil

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s