Review 10 Maskapai Penerbangan Saat Traveling Bersama Anak-Anak. Nomor 7 Paling Juara!

Pesawat adalah moda transportasi penting terutama saat bepergian lintas kota, pulau apalagi lintas negara dan benua. Dengan naik pesawat, perjalanan kita bisa lebih cepat dibandingkan moda transportasi lainnya.

Saya ingat, pertama kali naik pesawat di tahun 2006 dengan tujuan langsung ke luar negeri. Meskipun cuma ke negara tetangga yaitu Malaysia, Singapore dan Thailand. Taulah ya semua yang pertama kali itu rasanya menegangkan. Begitupun dengan pengalaman pertamaku naik pesawat. Saya sangat bermasalah dengan telinga yang berdenging disertai rasa sakit akibat tekanan udara. Karena belum punya pengalaman dan belum tau tips dan triknya, saya terpaksa menderita rasa tidak nyaman itu selama perjalanan.

Tapi postingan ini tidak akan bercerita tentang pengalaman tersebut sebab saat itu saya masih single alias sendiri. Judul dari postingan ini kan penerbangan yang dilakukan bersama keluarga (suami dan anak-anak) jadi saya hanya akan me-review 10 maskapai berikut ini sesuai dengan pengalaman kami.

Karena ini based on our experiences, jadi tidak bisa dijadikan patokan umum sebab ini murni pandangan subjektif keluarga kami which means bisa saja berbeda dengan orang lain sebab masing-masing orang pasti punya pengalamannya sendiri.

1. Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah maskapai terbaik Indonesia dan menjadi anggota Sky Team Global Alliance pada tahun 2014 yaitu aliansi kerjasama antar beberapa maskapai penerbangan di dunia. Garuda Indonesia menjadi anggota di urutan terakhir dari total 20 anggota. Meskipun paling bontot, tapi as Indonesian, tentunya proudly banget dengan prestasi tersebut. Dari sekian negara di dunia, Indonesia masuk dalam club bergengsi itu.

Sebagai anggota Sky Team, pelayanan dan fasilitasnya seharusnya sudah sekelas dunia. Tapi ternyata tidak memenuhi ekspektasi saya saat bepergian bersama anak-anak di beberapa kesempatan terbang bersama Garuda Indonesia. Setidaknya seperti itu yang kami rasakan, saya terutama. Misalnya ada yang pramugarinya jutek, ada juga yang ramah banget. Ada yang care banget ada juga yang careless.

Favorit saya diantara sekian rute yang pernah kami lakukan bersama Garuda Indonesia (GA) untuk penerbangan domestik adalah tujuan Makassar – Denpasar begitupun sebaliknya. Cabin crewnya Ok banget. Masuk pesawat sudah disuguhi koran terbaru yang bisa diambil secara cuma-cuma, termasuk The Jakarta Post, koran favorit saya karena berbahasa Inggris jadi sedikit banyak saya bisa ikut belajar sekaligus menambah vocabulary. Pas mau duduk, dibantu masukin barang ke kompartemen. Sebelum take off dikasih senyum manis dan disuguhi permen. Maklum cuma kelas ekonomi, jadi dapatnya cuma permen. Hehehe. Ketika makanan utama dibagikan, penyajiannya juga bagus. Ada baki, piring kotak dan gelas dengan material melamin. Sendok dan garpunya dari stainless. Makanannya juga enak. Anak-anak tidak ketinggalan. Mereka juga diberi mainan. Boneka kecil untuk yang masih balita dan busy bag bagi usia pra sekolah. Sedangkan untuk infant diberi travel kit berisi diaper, slabber dan kantong plastik.

Saat kita melewati gunung Agung, kita akan diberi informasi tentang gunung berapi yang masih aktif itu. Jadi yang tadinya tidak memperhatikan, bisa ikutan meluangkan pandangan ke jendela. Melihat puncak gunung Agung yang tidak lancip karena kawah yang aktif yang sewaktu-waktu bisa menyemburkan abu vulkanik.

Perjalanan dengan rute tersebut bukan hanya sekali dua kali. Saat suami masih bertugas di Denpasar, itu adalah rute langganan kami. Bahkan ketika kami terbang bersama bayi yang baru berumur sekian hari, kami dilayani dengan sangat excellent.

Kalau ada rute favorit tentu ada juga yang paling tidak menyenangkan yaitu tujuan Makassar – Jakarta. Entah mengapa cabin crewnya terkesan cuek dan melayani tidak dari hati. Saya minta air minum saja harus berkali-kali pada pramugari berbeda. Pas dibawain, saya curiga kok airnya bau. Dan yesss! Setelah saya cicip, rasa kaporit pekat persis dengan air yang ada di kran elevator untuk mencuci tangan dan muka. Alhasil air tersebut saya kembalikan lagi dengan mendatangi langsung si pramugari di pantry. Tentu dengan menyampaikan bahwa air minum yang dibawakannya tidak layak. Jika tidak percaya, silahkan dicicipi sendiri.

Sebelnya, reaksi si mbak bikin tanduk saya naik. Tidak ada permintaan maaf sama sekali, saya malah dicueki begitu saja. Ohh… Ingin rasanya ngomel khas emak2 atau aksi kalem mengambil foto si mbak lalu menyebarluaskan cerita tersebut di medsos. Kali aja jadi viral. Tapi untung saya masih bisa berpikir jernih. Alih-alih menyalahkan orang, saya kembalikan dulu ke diri sendiri. Anggap saja saya lagi unlucky karena mereka mungkin sudah lelah dengan penerbangan sebelumnya. Toh kejadian ini juga pertama kalinya. Di penerbangan GA lainnya, justru si pramugarilah yang capek tawarin mau tambah air atau tidak.

Ada penerbangan favorit, ada yang tidak menyenangkan nah sekarang justru pengalaman paling buruk naik GA yaitu saat kami melakukan perjalanan internasional Makassar – Jeddah. Sudahlah pramugara/i-nya senior dan judes eh… galak pula. Padahal saat itu saya sedang hamil besar dan membawa anak usia 2 tahun. Bukannya saya mental ratu yang harus serba dilayani ya. Tapi GA kan maskapai full service sehingga harga tiketnya mahal. Apalagi ini rute internasional. Wajar dong kalau ekspektasi saya mendapat layanan yang lebih baik dari pesawat LCC.

Nah saking judesnya salah seorang pramugarinya, bapak-bapak di belakang kursi kami bahkan kena semprot hanya karena tidak memakai seat belt. Ya ampun… coba ditanya dulu kek. Itu si bapak gak pasang seat belt kenapa? Kali aja dia gak ngerti cara pasangnya kan. Jangan asal main semprot gitu dong. Iya sih ada demo pemasangan seat belt sebelumnya tapi tau sendiri jamaah umrah Indonesia, beberapa sudah sepuh dan berasal dari kampung yang tidak terbiasa naik pesawat. Sekali peraga kan belum tentu juga mereka paham. Apalagi diperagakannya tidak dengan slow motion mode.

Namun demikian, jika dibandingkan intensitesnya, alhamdulillah kami lebih banyak mendapatkan pengalaman baik dan berkesan daripada yang bikin dongkol begini.

2. Sriwijaya Air

Sejak suami pindah tugas ke Timika, kami jadi akrab dengan maskapai ini soalnya tarifnya lebih rendah dikit dibandingkan GA. Di Bandara Mozes Kilangin memang hanya ada tiga maskapai yang beroperasi yaitu Air Fast yang dikhususkan untuk karyawan PT. Freeport, Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air (SJ) untuk umum. Awal-awal sih gak punya pilihan karena cuma ada GA saja yang memonopoli harga tiket. Tapi sejak SJ ikut beroperasi di sini, terjadi persaingan tarif yang ketat untuk menarik customer. Tentu saja ini sangat membantu. Apalagi bagi yang sudah berkeluarga seperti kami.

Sayangnya sejak Desember 2018 lalu, tarif SJ ikut melejit karena telah bergabung di bawah manajemen GA. Sudahlah harga tiket mahal eh jatah bagasi ikut disunat pula. In flight entertainment seperti LCD juga tidak ada. Padahal keberadaan LCD itu sangat membantu kami yang punya anak balita super aktif agar tetap bisa ‘diam’ selama penerbangan hampir tiga jam.

Alhamdulillah beberapa bulan terakhir ini, Sriwijaya Air sudah menyediakan wifi yang bisa dikoneksikan ke smartphone untuk mengakses layanan hiburan yang disediakan seperti inflight movie, video, dll sehingga masalah anak yang harus tetap ‘diam’ selama di pesawat bisa teratasi. Soalnya Ochy tuh paling tidak bisa hanya duduk saja di kursi. Diajak menggambar, bermain dan baca buku paling mempan di satu jam pertama saja. Selanjutnya dia sudah seperti cacing kepanasan.

Selain alasan tarif yang lebih rendah, jadwal keberangkatan SJ juga on time. Tapi ini untuk penerbangan dari dan ke Timika ya. Soalnya saya pribadi pernah mengalami beberapa kali delay di kota-kota lain seperti Surabaya dan Jogjakarta. Paling seringnya sih di Jakarta.

Untuk cabin crew-nya, saya akui semuanya OK. Ramah dan helpful. Kita juga masih dapat jatah makanan selain bagasi (meski sekarang jatah bagasinya berkurang 5 kg). Sedangkan untuk pesawatnya, alhamdulillah selalu dapat pesawat yang bersih dan terawat dengan baik. Beberapa kali bahkan dapat pesawat yang masih baru.

3. Citylink

Buah kedondong buah belimbing, selamat datang di citylink. Kira-kira seperti itulah sambutan cabin crew di pesawat. Terkesan santai dan asyik. Saya suka karena sangat menghibur.

Citylink adalah anak perusahaan Garuda Indonesia yang termasuk dalam kelas pesawat LCC. Kursinya tegak dengan leg room yang sempit. Saya yang saat itu menggendong bayi usia 4 bulan sangat kesulitan mencari posisi duduk yang nyaman untuk menyusui.

Sebagai pesawat kelas LCC, maka akan ada pembelian hot seat, makanan dan tentu bagasi. Karena itu sebelum meng-issued tiket, coba dihitung-hitung lagi total biayanya. Sebab bukan tidak mungkin harga tiket full service airlines lebih rendah.

4. Batik Air

Batik Air masih satu grup dengan Lion Air, sebuah perusahaan raksasa yang mendominasi penerbangan di Indonesia yang meskipun sering bermasalah tapi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan diberhentikan pengoperasiannya. Masalah -masalah yang paling umum terjadi adalah delay berjam-jam bahkan bisa sehari semalam, kehilangan barang di bagasi, pelayanan yang kurang baik hingga masalah tragis nan memilukan yaitu jatuhnya pesawat JT 610 pada 29 Oktober lalu yang menewaskan seluruh penumpang dan awak kabin. Tidak sampai disitu, yang paling terbarukan adalah ditiadakannya jatah bagasi penumpang selain bagasi kabin. Padahal dulunya bisa menikmati fasilitas bagasi hingga 20 kg per orang.

Jujur saja, saya dan keluarga sebisa mungkin menghindari maskapai Lion Air, meskipun maskapai ini menawarkan jumlah penerbangan dengan jadwal paling banyak dan beragam baik domestik maupun internasional ditambah tarif tiket yang murah pula. Kami tidak tergoda dengan itu semua. Sebab terlalu parno dengan berita-berita viral tentang ketidaknyamanan singa merah itu. Daripada ujung-ujungnya sakit hati, mending blacklist saja dari awal. Lebih baik memilih saudara kembarnya yaitu Batik Air.

Pengalaman kami naik Batik Air dengan rute Jayapura – Makassar alhamdulillah memuaskan. Pesawatnya bagus, pelayanannya baik, jadwalnyapun ontime. Kita juga masih diberi makan di pesawat (mungkin karena rute jarak jauh ya).

5. Air Asia

Jika ada pesawat LCC yang harus dinobatkan sebagai favorit keluarga kami, maka Air Asia adalah pilihannya. Dalam beberapa kali kunjungan internasional kami, baik ke Asia maupun Eropa yang dimulai dari Kuala Lumpur, kami biasanya menggunakan Air Asia dari tanah air.

Pesawatnya Ok. Biaya hemat. Pelayanan super. Pantas saja Air Asia menghadirkan tagline Now Everyone Can Fly sebab harga tiketnya memang murah. Beberapa kali bahkan mengadakan promo kursi gratis.

Meskipun begitu, bukan berarti murah tapi murahan ya. Alhamdulillah semua pengalaman kami terbang bersama Air Asia selalu meninggalkan kesan yang baik. Prestasi Air Asia juga luar biasa. Sudah 10 kali berturut-turut memenangkan World Airline Awards Skytrax untuk kategori pesawat low cost carrier. Hal ini menunjukkan bahwa harga tiket yang rendah bukan berarti servis dan keselamatan cuma apa adanya.

6. Emirates

Menjadi salah satu maskapai terbaik dunia, layanan Emirates tentu tidak diragukan lagi. Untuk penumpang yang membawa bayi dan balita seperti kami, alhamdulillah sangat diperhatikan. Check in lebih awal bersama penumpang first class dan bussiness class di counter check in priority, sehingga bebas antri.

Selama perjalanan KL – Dubai dengan pesawat Boeing 777 dan Dubai – London dengan Airbus A 380 (pulang pergi) kami selalu mendapat kursi tepat di belakang bussiness class sehingga lebih nyaman karena leg roomnya lebih luas. Bassinet juga disediakan untuk Yui sehingga saya tidak perlu menggendongnya terus terutama ketika dia tertidur. Fasilitas di pesawat juga mewah. Semuanya dikontrol oleh satu remot berbentuk handphone. Misal mau memencet tombol bantuan pramugari, kita gak perlu repot-repot menekan tombol di daerah kompartemen yang berada diatas kepala. Mau nyalain tv atau ganti menu juga gak perlu menyentuh tombol di layar. Cukup menekan tombol di remot kontrol tadi. Remotnya juga bisa dipakai menelpon. Tapi yang ini berbayar.

Tidak hanya itu, anak-anak juga dimanjakan. Selain hiburan nonstop dan terbarukan di layar monitor, mereka juga diberikan mainan dan busy bag untuk Ochy yang berisi paket hiburan lonely planet kids, pensil warna, earphone, mini world maps yang super keren juga papan tulis mini. Sedangkan Yui karena masih infant, dia mendapatkan selimut multifungsi. Bisa dijadikan tas, bisa juga dijadikan boneka.

Kami juga difoto oleh salah seorang pramugari menggunakan kamera polaroid lalu hasilnya diberikan kepada kami dengan bingkai seperti amplop bergambar landmark dunia sebagai kenang-kenangan. Fotonya terkesan asal jepret sih, mungkin hanya untuk memenuhi standar pelayanan mereka. Karena itu hasilnya kurang bagus. Buram.

Fasilitas Emirates meskipun kami hanya di kelas ekonomi, sungguh sangat memanjakan. Perjalananpun terasa sangat nyaman.

7. Qatar Airways

Pertama kali terbang bersama Qatar Airways ketika kami traveling ke Eropa. Pesawat yang kami tumpangi adalah Airbus A 380 yang super gede. Saya bahkan menyempatkan diri jalan-jalan di lantai dua sambil membayangkan betapa nikmatnya semua makanan di lounge super comfy itu. Kalau mau dibilang norak iya sih saya norak banget melihat semua kemewahan di pesawat tersebut. Hehehe.

Dibandingkan dengan Emirates, fasilitas di Qatar Airways menurut saya memang setingkat lebih rendah. Meskipun sama-sama menyediakan bassinet, lcd, dan kursi yang kami dapatkan pun sama-sama tepat di belakang bussiness class, teknologi Emirates saya akui lebih maju. Tapi soal pelayanan, Qatar Airways is the best. Saya seperti mendapat pramugari yang dikhususkan untuk melayani semua kebutuhan kami. Sebentar-sebentar dia akan datang lagi untuk mengecek kondisi saya dan anak-anak, bertanya dengan ramah apa lagi yang saya butuhkan.

Dalam penerbangan ke Amsterdam, saya sempat meminta hot chocolat. Ternyata saat itu sedang tidak disediakan karena pilihan minumannya hanya ada teh, kopi dan jus buah segar. Jus buahnya beneran buah lho! Apalagi yang jus mangga, saya dan kak Idu minta berkali-kali saking enaknya. Seperti makan buah mangga utuh.

Kembali ke soal hot chocolate tadi. Saya pikir saya tidak akan mendapatkannya karena memang tidak ada dalam daftar sajian. Ternyata oh ternyata si pramugari datang lagi dan memberikan segelas coklat hangat yang aromanya coklat banget. Dia lalu berbisik bahwa coklat ini adalah miliknya dan merupakan coklat terbaik di negaranya. MasyaAllah. Sampai sekarang saya tidak bisa melupakan kebaikan hatinya juga wajah Afrikanya yang khas. Namanya Neenah, keturunan Afrika tapi lahir dan besar di Qatar.

Selain pelayanannya yang wah, mainan dari Qatar Airways juga tidak kalah menarik. Ochy mendapat mini ipad yang juga sekaligus activity book, mainan edukatif dan lunch box monopoli. Sedangkan Yui mendapat boneka gajah dan boneka jari. Untuk saya? Neenah memberikan travel kit khusus penumpang first class yang classy banget. Saking dijaganya, hingga saat ini saya tidak pernah memakainya sama sekali bahkan sampai masa kadaluarsanya sudah lewat.

Satu-satunya yang saya sesalkan adalah sikap sok sehat saya saat request makanan di web check in. Semua dish dan meals yang saya pilih adalah low fat. Karena itu ketika makanan sudah dibagikan di pesawat, saya jadi ngiler sendiri melihat kursi sebelah. Mereka dapat nasi dan lauk berbumbu yang sangat aromatik, saya dan kak Idu dapatnya omelet dan potongan wortel buncis, pun dengan bumbu seadanya yaitu garam saja. Snack kursi sebelah juga sangat menggiurkan. Choco lava yang ketika dibelah, coklatnya meleleh ditambah keju Belanda, fruit jam dan aneka manisan lainnya. Sedangkan kami diberi sepotong roti gandum kering yang polos. Sempat saya bertanya kepada Neenah, bolehkah dish saya diganti? Sayangnya stok makanan yang ada tidak berlebih jadi saya mendapatkan sesuai dengan request saya di web. Ah… Benar-benar unforgettable journey with Qatar Airways.

8. KLM

KLM merupakan maskapai penerbangan utama Belanda. Kalau di Indonesia seperti Garuda. KLM adalah singkatan dari Koninklije Luchtvaart Maatschappij yang berarti perusahaan dirgantara kerajaan. Karena itu biasa juga disebut sebagai Royal Dutch Airlines.

Saya dan anak-anak hingga saat ini baru dua kali terbang bersama KLM yaitu rute perjalanan Jakarta – Kuala Lumpur dan Munich – Amsterdam. Keduanya menggunakan pesawat Boeing 777.

Overall, pelayanannya memuaskan. Fasilitas di pesawat juga ok. Makanan yang diberikanpun enak. Kecuali rute Munich – Amsterdam, kita gak dapat makanan di pesawat. Mungkin karena penerbangan jarak dekat.

9. Checzh Airlines

Checzh Airlines adalah maskapai nasional Republik Ceko. Pengalaman pertama terbang bersamanya ketika kami berkunjung ke Prague (Praha).

Menurut saya, fasilitas dan servisnya standar. Sesuai dengan jatah kami sebagai penumpang di kelas ekonomi.

Seperti maskapai lainnya, layanan prioritas check in juga kami dapatkan karena terbang bersama anak dan bayi.

Hal yang membuat saya tegang justru setelah pesawat lepas landas. Seperti bergeser secara tidak wajar. Selama mengudarapun kami mengalami turbelensi berkali-kali karena cuaca buruk. Alhamdulillah masih di lindungi Allah SWT sehingga kami bisa mendarat dengan selamat.

10. Malaysia Airlines

Ketika memutuskan terbang bersama Malaysia Airlines sejujurnya ada rasa khawatir luar biasa mengingat musibah yang pernah melanda maskapai milik Malaysia ini. MH 370 yang hilang di samudera Hindia pada 8 Maret 2014 disusul MH 17 yang hancur lebur karena diduga terkena rudal Rusia empt bulan kemudian yaitu pada 17 Juli 2014. Kedua pesawat itu mengangkut lebih dari 200 orang.

Tapi saya kembali mengingat bahwa yang namanya mati, mau di manapun kalau memang sudah waktunya akan terjadi juga. Kita tidak bisa mengelak sedikitpun. Jangankan naik pesawat, duduk di rumah saja jikalau memang sudah ajalnya, malaikat maut pasti akan menjemput.

Saat itu kami memilih Malaysia Airlines karena jadwalnya yang paling pas dengan penerbangan lanjutan kami. Alhamdulillah selama check in hingga mendarat semuanya berjalan lancar.

Yang paling berkesan dari Malaysia Airlines bagi saya adalah makanannya yang enak. Saat itu saya merasa menyantap nasi lemak terbaik sepanjang pengalaman saya menikmati sajian khas melayu itu, baik di Indonesia maupun langsung dari negara asalnya yaitu Malaysia. Bahkan mengalahkan rasa gurih nasi lemak terbaik di Melaka. Tentu saja menurut lidah saya ya.

Nah itulah pengalaman keluarga kami terbang bersama 10 maskapai penerbangan dengan membawa anak-anak. Kalau ditanya mau cobain naik pesawat apa lagi, tentu saya sangat ingin merasakan terbang bersama Singapore Airlines yang digadang-gadang sebagai maskapai terbaik nomor satu di dunia. Gak papa walaupun cuma di kelas ekonomi. Hehehe. Selain SQ, saya juga ingin sekali naik Korean Airlines yang disebut-sebut sebagai saingan berat Singapore Airlines.

Kapan-kapan ya. Semoga ada rezeki dan kesempatan. Aamiinn yaa Rabb.

6 comments

  1. Setuju, Qatar memang mantap. Meski bukan dari Asia Tenggara, keramahannya sebanding bahkan lebih luwes/tidak kaku. Pas rute Istanbul-Doha dan baru terdaftar di freq flyer nya, ada pramugara datang memperkenalkan diri dan refill terus minuman jus dan air putih. Selain itu kursi terdepan kelas ekonomi nya ada TV lipat seperti kelas bisnis/eksekutifnya Garuda. Lainnya sih OK, Air Asia tidak pernah mengecewakan karena saya suka pesan prebook mealnya yg lumayan enak dan beragam. cuma sejak covid-19 belum berani naik pesawat terbang.hiks

    Like

  2. Sama, kalo Maskapai LCC Airasia juaranya. Efisien dan murah. Kalo premium airlines, milihnya karena harga tiketnya mana yang termurah. Tapi lebih prefer Garuda sih, soalnya bisa nambah miles, makanannya enak. kalo penerbangan domestik meski duduk dimanapun, mereka rajin menyebutkan nama customer. mungkin khusus gff platinum. Kalo MH terkesan karena ngasih es krim hagen daz sebagai desertnya dan pernah ngasih kompensasi 8.5juta gara2 pesawat cancel dan kami dialihkan ke garuda London-Jakarta.

    Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s