Perjalanan ke Inggris bisa dibilang top wish list keluarga kami. Jauh sebelum kami bertemu dan memutuskan untuk menikah, baik saya maupun Kak Idu punya impian yang besar bisa ke Inggris suatu saat nanti. Saya sangat jatuh cinta dengan London sejak masih kecil. Sedangkan Kak Idu sangat memimpikan bisa ke Anfield juga ketika ia mulai mengenal sepakbola dunia saat masih kanak-kanak.

Kami menabung keras untuk perjalanan ke negeri impian ini. Namun drama demi drama terjadi sehingga keberangkatan ke Inggrispun ditunda berkali-kali. Sejak tahun pertama kami menikah, kami sudah berniat untuk ke Inggris. Tapi pada saat itu tiket-tiket promo perjalanan belum segencar dan sebanyak sekarang. Semurah-murahnya masih hitungan belasan juta untuk maskapai full service airline dan kisaran 8 juta untuk low cost carrier. Akhirnya kami goyah dengan promo gila-gilaan ke destinasi lainnya. Tabungan ke Inggrispun terbagi bahkan habis sama sekali sehingga harus mulai menabung dari nol lagi. Soalnya tabungannya belum cukup jika dipaksakan ke Inggris. Tapi lumayan berlebih dipakai ke Kuala Lumpur, Hongkong, Shenzen dan Macau untuk liburan bulan madu kami yang baru resmi sebagai pasutri sebulan lebih. Tahun-tahun berikutnya kami mulai menabung lagi. Kehadiran anak ternyata membuat prioritas kami berubah. Inggris untuk sementara waktu mati suri. Kami butuh biaya yang tidak sedikit sebagai orang tua baru.
Seiring berjalannya waktu, kami justru disibukkan dengan keluarga dan pekerjaan. Kak Idu promosi di tempat baru membuat konsentrasi tidak lagi dipecahkan oleh urusan traveling. Kami fokus pindahan dari Denpasar ke Timika. Tapi karena bayi saya masih berumur 5 bulan, kamipun memutuskan untuk sementara saya stay dulu di Makassar di rumah orang tuaku sambil Kak Idu merampungkan semua urusan di awal-awal kepindahannya. Ketika Ochy umur 8 bulan, sayapun dijemput suami ikut ia ke tanah Papua.
Entah mengapa Inggris dengan segala kecongkakannya terasa begitu jauh dari jangkauan. Padahal tiket promo maskapai-maskapai ternama dunia berseliweran. Tiket PP bahkan ada yang dibawah 5 juta rupiah per orang! Mungkin karena sedang menikmati masa-masa menjadi ibu, sehingga setiap waktu hanya memikirkan semua tentang tumbuh kembang anak. Kak Idu sendiri pulang kantor selalu malam, sangat sibuk dengan pekerjaannya. Rasanya dunia begitu mempermainkan kami. Ketika dulu punya banyak waktu yang lowong untuk melakukan perjalanan ke Inggris, kami justru tidak mempunyai uang yang memadai untuk membiayai perjalanan tersebut. Sekarang setelah sudah memiliki uangnya, kami justru tidak punya waktu untuk kemana-mana. Lalu kami membaca hal tersebut sebagai sebuah ‘tanda’. Pasti ada maksud Tuhan di balik semua ini. Apa mungkin ada hal lain yang Allah inginkan harus kami lakukan terlebih dahulu sebelum menginjakkan kaki ke negeri Ratu Elizabeth? Entahlah.

Dalam hitungan waktu yang panjang, kami akhirnya memutuskan untuk amnesia, pura-pura lupa dengan semua hal yang berbau Inggris. Kami memutuskan untuk umroh. Berkunjung ke rumah Allah. Rasanya memang aneh, sebagai seorang muslim kami memang berniat ke Baitullah tapi ternyata keinginan itu tidaklah sekuat keinginan kami ke Inggris. Buktinya, sejak dulu kami melakukan upaya perjalanan ke sana. Entah dengan menabung sendiri ataupun mengikuti seleksi beastudi. Saya bahkan sempat terjerumus dalam dunia MLM yang menawarkan perjalanan gratis ke Inggris saking ngebetnya ke sana. Sementara ke tanah suci? Kami tidak melakukan usaha lebih setelah gagal berangkat di awal-awal pernikahan kami karena misscommunication dengan travel teman sendiri.
Singkat cerita, kami akhirnya putuskan untuk berumroh dulu. Kami sekalian mengajak Ochy yang sudah berusia dua tahun. Saat itupun saya sebenarnya sedang mengandung anak kedua. Dan betapa Allah maha baik kepada kami. Hanya berselang 7 bulan kemudian, Allah memberangkatkan kami ke Eropa. 10 bulan kemudian, mengizinkan kami menginjakkan kaki di daratan Britania Raya tepat di hari ulang tahunku pula saat Inggris sedang mengalami musim panas yang berarti musim terbaik mengunjungi The Black Country itu yang selalu hujan dan berawan gelap pada musim-musim lainnya. MasyaAllaahh. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan.


