City tour hari pertama di Kota Madinah dijadwalkan akan mengunjungi pemakaman Baqi’, Masjid Ijabah, gunung uhud, Masjid Quba dan perkebunan kurma. Beberapa diantaranya dikunjungi secara langsung selebihnya hanya dinikmati dari atas bus. Karena kita tetap mengejar pahala sholat berjamaah di Masjid Nabawi, maka sebelum dzuhur kami akan diantar kembali lagi ke hotel. Itulah sebabnya pagi-pagi sekali selepas dhuha dan sarapan, bus yang akan membawa kami keliling Madinah sudah harus berangkat.
Total bus yang diberangkatkan sebanyak 10 bus pagi itu. Dan saya sekeluarga menempati bus E, grup bus yang sama sejak keberangkatan kami dari Jeddah ke Madinah beberapa hari yang lalu dengan tour guide bernama Pak Halim, pemuda asal Madura tapi telah menetap di Arab saudi sejak tahun 2008.
Secara umum Pak Halim sangat menguasai profesinya sebagai tour guide. Cerdas, berwawasan luas, lugas, informatif dan memiliki sense of humor yang bagus sehingga perjalanan kami benar-benar terasa enjoy. Cara penyampaiannya begitu menyentuh membuat kami seolah-olah ikut merasakan kejadian waktu itu. Seperti saat melintasi gunung uhud. Perasaan kita dibuat berkecamuk berbagai rasa. Sedih dan kecewa di waktu yang bersamaan. Begitupun di tempat-tempat bersejarah lainnya. Kisah yang diceritakan membuat saya pribadi larut di dalamnya. Berikut tempat-tempat yang kami kunjungi beserta kisah yang terkandung dibalik peristiwa tersebut :
1. Pemakaman Baqi’

Biasa juga disebut Jannatul Baqi’. Merupakan pemakaman utama di Kota Madinah dan termahsyur dalam sejarah Islam karena sekurang-kurangnya 10 ribu orang sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW dimakamkan di sini. Diantaranya istri-istri Rasulullah seperti Aisyah, Hafsah dan Saudah serta anak-anak dan cucu beliau yaitu Fatimah Azzahrah, Ruqayyah, Zainab, Ummi Kultsum, Ibrahim dan Hasan bin Ali.
Kompleks pemakaman ini tidak jauh dari Masjid Nabawi dengan luas kurang lebih 138 ribu meter persegi yang terdiri dari tanah yang lembut dan tidak berbatu-batu. Pagar tembok dan jeruji besi yang tinggi mengelilinginya. Pemakaman Baqi’ terbuka bagi peziarah dari selepas subuh hingga pukul 09.00 pagi waktu setempat serta setelah ashar hingga menjelang magrib. Saat itu kami tidak turun ke lokasi, hanya melihatnya dari atas bus saja sembari tour guide menceritakan kisah dan sejarah tentang pemakaman ini.
2. Masjid Al-Ijabah

Masjid Al-Ijabah berjarak 385 meter di utara Baqi’ dan berada di jalan raya As-Sittin atau King Faisol Road. Menurut sejarah, dulu di masjid ini Rasulullah SAW memohon tiga permintaan kepada Allah SWT. Dua diantaranya dikabulkan sementara permohonan ketiga tidak. Permohonan itu adalah agar ummatnya termasuk yang di Madinah tidak dibinasakan dengan paceklik atau musim kemarau yang panjang. Permintaan ini langsung dikabulkan oleh Allah SWT. Permohonan selanjutnya adalah agar ummatnya termasuk yang di Madinah tidak ditenggelamkan sebagaimana ummat Nabi Nuh. Inipun dikabulkan oleh Allah SWT. Lalu permohonan beliau yang terakhir agar tidak terjadi permusuhan diantara ummatnya. Inilah permohonan yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Masjid ini menjadi saksi bisu betapa besarnya rasa cinta Rasulullah SAW kepada kita ummatnya.
3. Gunung Uhud

Biasanya disebut juga dengan Jabal Uhud, sebuah tempat dengan nilai sejarah yang penting bagi ummat Islam. Gunung Uhud merupakan gunung tertinggi dan terbesar di Madinah dengan ketinggian 350 meter dan terbentukĀ dari batu granit warna merah kecoklatan yang membentang dari tenggara ke barat laut dengan panjang 7 km dan lebar 3 km. Di lembah gunung inilah pernah terjadi perang besar antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy yang disebut dengan perang uhud.
Perang uhud mengisahkan kekalahan ummat Islam dimana memakan banyak syuhada diantaranya 70 orang pemanah yang turun dari bukit Uhud karena terlena dengan harta rampasan atas kemenangan sementara mereka. Padahal Rasulullah SAW telah meminta agar mereka tetap berada di atas bukit. Saat itulah tentara Quraisy yang tersisa menghabisi para pemanah dan juga syuhada lainnya termasuk paman Rasulullah SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muttalib. Saking dengkinya kepada Rasulullah atas kekalahan kaum Quraisy pada perang badr sebelumnya, khusus paman beliau yaitu Hamzah bin Abdul Muttalib dibunuh dengan tombak lalu dikeluarkan organ hatinya dan dimakan mentah.
4. Masjid Quba

Masjid Quba adalah masjid pertama kali yang dibangun dalam peradaban sejarah Islam. Masjid ini dibangun oleh Rasulullah SAW bersama-sama dengan sahabat dan kaum muslimin lainnya. Terdapat keutamaan di masjid ini yaitu mendapatkan pahala umrah sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadist “barangsiapa bersuci di rumahnya kemudian mendatangi masjid Quba lalu ia sholat di dalamnya maka baginya pahala seperti pahala umrah” (HR. Tirmidzi No.298 dan Ibnu Majah No.1401)

Untuk masuk ke dalam Masjid Quba ini juga perlu keikhlasan dan kesabaran ekstra karena banyaknya jamaah sehingga berdesak-desakan. Jika telah mendapat tempat untuk sholat, segeralah sholat di sana. Saat kita sholatpun, jamaah lainnya masih ada yang melangkah di depan kita jadi pastikan dapat tempat yang cukup memungkinkan agar terhindar dari injakan jamaah saat sujud. Saya sendiri bersyukur mendapat tempat sholat di ujung dinding yang berdekatan dengan pilar masjid sehingga cukup terhalangi dari jamaah yang lalu lalang.


Di sekitar Masjid Quba banyak gerobak penjual yang menawarkan kurma, coklat, pashmina, sorban, parfum, dan lain-lain. Harganya memang sangat murah jika dibandingkan di tempat lain tapi keasliannya diragukan.

5. Perkebunan Kurma
Jujur saja sebelum tiba di sini, saya membayangkan sebuah kebun kurma yang berhektar-hektar luasnya. Menyaksikan pohon kurma secara langsung. Rupanya ini adalah sebuah pusat perbelanjaan. Saya yang tidak terlalu doyan belanja cukup kecewa awalnya tapi mengamati jamaah yang kalap terutama jamaah dari Indonesia menjadi pemandangan yang asyik tersendiri. Lucu juga melihat ibu-ibu yang kantong belanjaannya sampai diseret-seret saking berat dan banyaknya. Atau dialog antara penjual dan pembeli yang tawar menawar. Penjual di sini dipastikan fasih semua berbahasa Indonesia. Mungkin saking seringnya mereka meladeni jamaah dari Indonesia.



Sebagai buah tangan, saya membeli coklat dan kurma seperlunya saja. Sebelum deal membeli, kita diberi kesempatan untuk mencoba tester agar tau persis rasa yang hendak kita beli. Testernya ini mau dimakan sekilo pun (jika mampu tentunya) selama masih berada dalam toko, hukumnya halal dan boleh-boleh saja.
Seperti yang telah dijanjikan sebelumnya, kami tiba kembali di hotel sebelum dzuhur. Makan siang lalu ke Masjid Nabawi untuk sholat berjamaah. Setelahnya acara bebas lagi sesuai dengan kemaun jamaah sendiri-sendiri. Overall, kami sih suka dengan itinerary travel agent yang seperti ini. Memberi waktu yang luang sehingga kami yang notabenenya senang mengeksplore bisa jalan-jalan sendiri ke tempat yang kami inginkan.